Ku ingat percakapan kita di suatu bus pada suatu malam yang kemarin. Kau beritahu aku tentang janji yang belum kau lunasi. Lalu ku jawab, aku bisa melunaskannya bila kau ingin, tanpa harus kau tunaikan janjimu. Lalu kau berdalih lagi, emm tidak usah, biar aku punya alasan menemuimu suatu hari di masa depan. Aku mengangguk mengiyakan. Dalam hati aku senang sekali kau mau menemuiku pada hari yang entah kapan.
Setelah ku pikir-pikir, ada sesuatu yang ingin ku ralat. Atau mungkin ku pertanyakan. Tidak bisakah kau menemuiku tanpa alasan? Hanya ingin menemuiku, dan tidak ada alasan yang lain-lain. Apa mungkin?
Advertisements